
Dalam era pertumbuhan pesat kecerdasan buatan (AI), Nvidia, Intel, dan Huawei menjadi tiga raksasa teknologi yang bersaing ketat di industri chip AI. Persaingan ini tidak hanya mencakup inovasi teknologi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan strategi bisnis global. Ketiganya berlomba menciptakan chip berdaya tinggi untuk memenuhi kebutuhan pemrosesan data yang semakin kompleks.
Pangsa Pasar dan Posisi Global

Menurut laporan TechInsights (2024), Nvidia memimpin pasar chip AI untuk data center dengan menguasai sekitar 65% pangsa pasar global, berkat produk unggulannya seperti chip H100. Intel berada di posisi kedua dengan sekitar 22%, sementara Huawei, meskipun terkendala oleh sanksi Amerika Serikat, berhasil memperoleh tempat di pasar domestik Tiongkok berkat chip Ascend mereka (TechInsights, 2024). Huawei berhasil menjual lebih dari 200.000 unit chip AI Ascend 910B di Tiongkok pada 2024, sementara Nvidia mencatat penjualan sekitar 1 juta chip H20 di pasar yang sama, walaupun terbatas oleh regulasi ekspor AS (MERICS, 2024).
Dominasi Nvidia di Pasar Global

Nvidia hingga saat ini masih memimpin pasar chip AI, terutama berkat kekuatan produk seperti Nvidia H100 dan arsitektur Blackwell. Berdasarkan laporan dari Infokomputer.grid.id (2025), GPU Blackwell milik Nvidia telah terjual habis hingga tahun depan karena tingginya permintaan dari industri AI global. Hal ini menunjukkan posisi Nvidia yang sangat kuat di sektor ini, meskipun sedang menghadapi tekanan dari kompetitor besar lainnya seperti Intel dan Huawei. Selain performa, ekosistem perangkat lunak Nvidia seperti CUDA menjadikan chip-chip mereka sangat diminati oleh pengembang dan perusahaan besar di bidang teknologi.
Berbagai perusahaan teknologi kini bersaing mengembangkan kecerdasan buatan (AI), dengan GPU menjadi komponen penting dalam prosesnya. Nvidia melaporkan bahwa permintaan terhadap GPU seri Blackwell sangat tinggi, hingga stok untuk 12 bulan ke depan telah habis dipesan. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan bahwa antrean pemesanan GPU Blackwell kini mencapai satu tahun. Situasi ini serupa dengan lonjakan permintaan pada GPU seri Hopper sebelumnya. Mayoritas pembeli chip Blackwell adalah mitra lama seperti AWS, Google, Meta, Microsoft, dan Oracle, yang telah mengamankan seluruh produksi TSMC untuk empat kuartal mendatang.
Tingginya permintaan mencerminkan optimisme terhadap pertumbuhan pasar AI Nvidia meskipun harus bersaing dengan AMD, Intel, dan penyedia cloud lain yang juga mengembangkan chip AI. Dalam laporannya, Nvidia menyebutkan akan terus memperbesar pangsa pasar prosesor AI hingga 2025, didukung meningkatnya penggunaan produknya. GPU Blackwell, yang diperkenalkan pada Maret, terdiri dari chip B200 dan GB200 Grace yang dirancang untuk memproses data besar seperti LLM dengan konsumsi daya lebih efisien.
Sumber: Infokomputer/grid/id
“Popularitas AI Bikin GPU AI Nvidia Blackwell Ludes hingga Tahun Depan”
Intel Bangkit dengan Strategi Baru
“Intel Berkolaborasi dengan Facebook untuk Kembangkan Chip AI”

Dalam ajang CES di Las Vegas, Intel mengumumkan kerja sama dengan Facebook guna mengembangkan chip kecerdasan buatan (AI) baru untuk memperkuat posisinya dalam pasar AI yang kini dikuasai oleh Nvidia dan Amazon. Chip ini difokuskan untuk proses inferensi AI, seperti penandaan otomatis dalam foto. Meskipun masih memimpin pasar inferensi, dominasi Intel mulai terdesak oleh peluncuran chip serupa dari Nvidia dan Amazon Web Services (AWS). Berbeda dari dua pesaingnya, Amazon hanya menggunakan chipnya untuk layanan cloud internal. Selain itu, Intel juga menggandeng Dell untuk menyematkan chip generasi terbaru ke dalam lini laptop XPS. Di bidang mobil otonom, unit Mobileye milik Intel telah memetakan seluruh jalan tol di Jepang menggunakan kamera bawaan kendaraan Nissan, menunjukkan keunggulan metode mereka dibandingkan Google dan Apple.
Sumber: CNBC Indonesia
Intel Gandeng Facebook Luncurkan Chip AI
Kejayaan Raja Chip Runtuh, Muncul Penguasa Baru di 2025
Huawei Luncurkan Chip AI Ascend 920 sebagai Tanggapan atas Sanksi AS
Huawei resmi memperkenalkan chip AI Ascend 920 di Tiongkok sebagai penerus Ascend 910, tak lama setelah AS mengumumkan pembatasan ekspor chip ke China pada 9 April 2025. Chip ini didesain sebagai alternatif lokal untuk menggantikan chip AI asal AS seperti Nvidia H20 dan AMD MI308 yang terdampak larangan.
Meskipun spesifikasinya belum dijelaskan secara rinci, Huawei menyebut Ascend 920 dibuat dengan teknologi 6nm dan mampu mencapai performa hingga 900 TFLOPS, jauh lebih tinggi dari Nvidia H20 dalam beberapa tolok ukur. Chip ini juga dilengkapi memori HBM3 dengan bandwidth hingga 4 TB/s.
Huawei turut meluncurkan varian Ascend 920C yang dioptimalkan untuk model AI berbasis Transformer dan Mixture of Experts, dengan efisiensi 30–40% lebih baik dibanding pendahulunya. Produksi massal keduanya direncanakan pada paruh kedua 2025. Peluncuran ini menandai upaya Huawei memperkuat kemandirian teknologi AI di tengah pembatasan ekspor dari AS.
Sumber: Kompas
Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI “Pelawan” Aturan Amerika
Ketegangan AS-China Memanas, Nvidia Jadi Sasaran Investigasi Beijing
Konflik dagang dan teknologi antara Amerika Serikat dan China terus berlanjut. Pemerintah China kini melakukan investigasi antimonopoli terhadap Nvidia, raksasa chip AI asal AS, terkait akuisisinya atas perusahaan jaringan asal Israel, Mellanox, yang sebelumnya telah disetujui pada 2020. Investigasi ini dilakukan di tengah persaingan sengit kedua negara dalam pengembangan teknologi AI, yang dianggap penting bagi kepentingan nasional.
Saham Nvidia turun 2% menyusul kabar ini, meskipun sebelumnya nilainya melonjak tajam karena permintaan chip AI yang tinggi, menjadikan kapitalisasi pasarnya mencapai lebih dari USD 3 triliun, hanya kalah dari Apple. Pemerintahan Joe Biden baru-baru ini juga memperketat larangan ekspor chip memori canggih ke China, sebagai bagian dari strategi untuk menghambat kemajuan AI militer China. China merespons dengan melarang ekspor bahan penting untuk chip seperti germanium dan galium, serta menutup celah ekspor yang sebelumnya masih memungkinkan penjualan terbatas.
Di sisi lain, baik AS maupun China terus menggenjot produksi chip dalam negeri. AS melalui UU CHIPS menggelontorkan dana miliaran dolar untuk mendukung perusahaan seperti Intel, sementara China meluncurkan dana investasi semikonduktor senilai USD 47,5 miliar, yang didanai oleh enam bank besar milik negara.
Sumber: DetikINET
Perang China-AS Makin Sengit, Raksasa Chip Nvidia Diincar
Note:
Pertarungan antara Nvidia, Intel, dan Huawei menunjukkan bagaimana industri teknologi tidak hanya ditentukan oleh inovasi, tetapi juga oleh kebijakan politik dan strategi pasar. Nvidia unggul dari sisi teknologi dan dominasi pasar, Intel bangkit dengan kolaborasi strategis, sementara Huawei terus memperkuat kemandirian teknologinya di tengah tekanan global.
Ke depan, keberhasilan ketiganya dalam menguasai pasar AI akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka membangun ekosistem teknologi yang tangguh, efisien, dan didukung kebijakan yang mendukung perkembangan inovasi.
Daftar Referensi
- Sumber: Infokomputer
Popularitas AI Bikin GPU AI Nvidia Blackwell Ludes hingga Tahun Depan
- Sumber: CNBC Indonesia (2019 & 2025)
Intel Gandeng Facebook Luncurkan Chip AI Kejayaan Raja Chip Runtuh, Muncul Penguasa Baru di 2025
- Sumber: Kompas
Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI “Pelawan” Aturan Amerika
- Sumber: DetikINET
Perang China-AS Makin Sengit, Raksasa Chip Nvidia Diincar